Rabu, 17 Oktober 2007

Apa Itu Ebook?

Kreatifitas seringkali muncul dari sebuah kondisi yang sama sekali tidak mendukung. Dalam istilah yang lebih ekstrim, kreatifitas kerap muncul akibat ketertindasan. Berkaitan dengan soal buku, hegemoni penerbit-penerbit besar terhadap para pengarang menciptakan sebuah kondisi yang sangat tidak fair. Citarasa perbukuan seringkali tidak mencerminkan potret realitas masyarakat yang sesungguhnya, karena kondisi yang muncul ke permukaan lebih ditentukan oleh selera penerbit-penerbit besar yang memiliki modal kuat.

Dari kondisi seperti inilah, kemudian muncul sebuah upaya membebaskan diri dari pengaruh selera penerbit yang lebih berlandaskan pada hitung-hitungan untung rugi. Upaya ini mencoba mendobrak sistem perbukuan konvensional yang mengandalkan media kertas sebagai bahan baku fisik, ditambah selera pemilik modal yang dipaksakan demi keuntungan finansial bagi pemilik modal. Maka muncullah apa yang disebut e-Book alias buku elektronik. (Fenomena yang sama juga sudah lebih dulu terjadi di dunia musik Indonesia, dengan bermunculannya album-album indie label).

Dengan media baru ini, penerbit tidak lagi 'bergigi' karena pengarang bisa menerbitkan sendiri buku mereka, dan ini berarti tidak ada lagi pemasungan kreatifitas oleh pemilik modal. Independensi pengarang dalam menghasilkan karya yang bebas dari pengaruh pihak mana pun lebih terjamin. Pengarang bahkan bisa mendistribusikan sendiri karya mereka melalui internet.

E-book alias buku elektronik secara perlahan tetapi pasti mulai menunjukkan eksistensinya, walau pun masih terlalu dini untuk dikatakan bisa menggantikan buku konvensional. Mahluk bernama e-book ini mulai digemari terutama di kalangan pengguna internet dan sedikit banyak mulai diterima di kalangan pengguna komputer, meski mereka tidak pernah atau jarang surfing di internet. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada banyak hal yang menyebabkan e-book mulai disukai.

Pertama, buku jenis ini tidak banyak makan tempat, karena sesungguhnya hanya berupa data elektronik. Jika Anda punya 1000 e-book misalnya, Anda tidak perlu memesan lemari khusus untuk menyimpannya, karena cukup disimpan di hard disk computer Anda. Lebih praktis.

Kedua, pendistribusiannya lebih sederhana. Jika Anda ingin membeli e-book, Anda tidak perlu pergi ke mana- mana seperti ketika Anda mau membeli buku konvensional. Cukup duduk di depan komputer, connect ke internet, download, beress!

Gara-gara e-book mulai diminati, maka bermunculanlah penulis-penulis e-book. Dibanding penulis buku konvensional, penulis e-book lebih beruntung karena mereka bisa memasarkannya sendiri di internet, tanpa perlu berurusan dengan penerbit, perizinan, dan segala tetek bengek lainnya. Keuntungan bisa mereka nikmati sendiri, karena semuanya dikerjakan sendiri, mulai dari penulisan, desain, sampai pendistribusian dan pemasaran. Hebatnya lagi, semua itu cukup dikerjakan di depan komputer di kamar Anda.

bukubagus@gmail.com

5 komentar:

man2sting mengatakan...

Informasi yang sangat berguna. Sbg penulis saya terinspirasi. Trims.

http://www.ilmu-man.blogspot.com

Ronal Panjaitan mengatakan...

makasih artikelnya bos.penjelasannya lbh praktis walau agak 'emosi' dkt hehehd.salam

Unknown mengatakan...

waw informasi yg baru banget bg saya makasi banget ya wawasanya jd bertambah niy mengenai internet...oia apakah kl punya ebook untuk dibaca apakah harus membayar?? n kl iya gimana caranya??? n kl bisa di download dimana??? mohon infonya makasi

ibenk mengatakan...

thanks wat pencerahanya gan,.

Smoga Barokah mengatakan...

informasinya sangat berguna, makasih.
saya mau tanya adakah buku konvensional yang membahas tentang buku digital, mulai dari defnisi dan lain2?
karena saya butuh sebagai referensi tulisan saya.

mohon responnya, ataw boleh email saya di :
irwansyah10@gmail.com



> Beri Masukkan, kepada kami.
> Beritahu Teman.