Kamis, 18 Oktober 2007

Digital Preservation

Netters,

Di belahan dunia sono sedang gencar-gencarnya membicarakan
digital preservation, yang artinya setelah proses digitasi yaitu
proses konversi dari bentuk fisik menjadi elektronis untuk buku,
lukisan yang ada pada medium kertas, kanvas, gulungan/scroll/ daun
lontar,dll, maka perlu langkah preservasi (perawatan), sehingga dapat
dikoleksi, ditata agar mudah diakses kembali, untuk dapat diturunkan
kepada generasi mendatang.

Di negara Eropa sedang ada project Second Renaissance.
Saya cuplik judul dari http://www.startribune.com/digage/main4.htm
"Part IV: Dawn of a second renaissance
Like the printing press, digital technologies could revolutionize
*******************
government, education and culture"
*********************************

Negara Chinapun tidak mau ketinggalan, akan membentuk taman yang
sangat besar untuk memperingati dan membangkitkan semangat
renaissance jaman kekaisaran/dinasti2 mereka, yang konon khabarnya
bisa dilihat dari angkasa, seperti Tembok Besar China (The Great
Wall).

Kenapa kita tidak juga memulai untuk mengingat2 kembali kejayaan
kerajaan Sriwijaya, Majapahit, atau yang lainnya? Bagaimana dulunya
bangsa kita adalah satu, yaitu Nusantara, gugusan pulau2 dari Sabang
sampai Merauke? Apalagi kita sekarang sedang dilanda krisis identitas
bangsa, menjurus kesukuan/ kedaerahan.

Oleh karena itu para penerbit buku di Indonesia harus mulai ikut
mencoba menghasilkan terbitannya dalam bentuk elektronik juga.
Karena perpustakaan, arsip (yang sudah maju) mengarah ke penyimpanan
elektronik.

Justru dengan dicanangkannya tahun telematika 2001 oleh Ibu Megawati
(WaPres RI) (pada posting yang berjudul: Kita sudah terlambat) maka
peranan penerbit SANGAT DITUNGGU oleh masyarakat umum yang haus akan
bacaan yang bisa membuat mereka melek teknologi dan bisa mengajarkan
mereka agar bisa ikut serta berkiprah dalam membangun Indonesia
dengan berbasis Teknologi Informasi.

Bagaimana cara siasati mahalnya bahan baku kertas, tinta, dan bahan
pembantu lainnya yang ikut fluktuasi thd dollar? Jawabannya adalah
via e-book, yang menggunakan media CDROM.
Beberapa diskusi tentang e-book telah saya rekam di milis ics-ebook
http://www.egroups.com/messages/ics-ebook untuk lihat arsipnya.
Dan untuk bergabung bersama diskusi, tukar pikiran dengan
mailto:ics-ebook-subscr...@egroups.com

Dalam benak saya, seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Onno W. Purbo
dan Apkomindo telah berhasil mengeluarkan 1 CDROM yang berisi 650 MB
dokumen2 hasil tulisan, jurnal, keputusan2 mentri, peraturan2
pemerintah, dll. Sekarang Dr. Onno sedang mengumpulkan artikel2
untuk CDROM Apkomindo serie kedua. Kalau tidak salah, baru terkumpul
sekitar 350an MB (separuh kapasitas CDROM). yang mau menyumbang
tulisan/naskahnya bisa kirim langsung ke Onno W. Purbo
mailto:o...@indo.net.id [Dr. Onno, pinjam emailnya yah, thanx.]
Di harapkan tulisan dalam bahasa Indonesia yang ditulis oleh orang
Indonesia sendiri bagi orang Indonesia.
dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat --> jamannya demokratisasi
informasi!
CDROM Apkomindo pertama mencapai sukses, karena adanya dukungan
sponsor sehingga dapat dibagikan gratis kepada masyarakat luas.

Bayangkan kalau setiap peserta didik dari SLTP (kalau perlu) bisa
baca ide2 orisinil orang Indonesia tentang usaha2 untuk memajukan
bangsa sendiri, akan terjadi sinergis yang luar biasa. Karena semua
yang berpikir telah berkecimpung di alam Indonesia dan ahli di
bidang masing2, yang diperlukan adalah menggabungkannya jadi satu.
Salah satu caranya adalah bergabung diskusi di milis (internet),
diskusi2 yang sudah terjadi bisa disebarluaskan melalui media CDROM,
majalah, koran, dll.

Saya ajak para pemikir/ penggagas ide untuk mulai menulis.
Saya ajak para penerbit mulai mengumpulkan bahan dari para pengarang
untuk diterbitkan.
Saya ajak para sponsor agar dapat mendanai agar CDROM ini bisa
disebarkan 'hampir' gratis kepada masyarakat umum.
Saya ajak para ahli telematika untuk dukung teknologi agar CDROM itu
dapat dengan mudah dibaca, ditemukan kembali artikel2 di dalamnya,
kalau perlu bisa dijalankan dengan VCD Player tidak hanya di atas
komputer).
Saya ajak para pustakawan untuk bantu menyimpan, mempromosikan dan
menyebarkan CDROM ini di perpustakaannya masing2.
Saya ajak para pembajak untuk tidak melakukan pembajakan. Semoga
usaha pembagian CDROM gratis karena ada iklan dari para sponsor,
maka bajakan diharapkan bisa diminimalkan. Bayangkan iklan sponsor
akan dibaca oleh kalangan terdidik, berulang-ulang.

Mari kita jadikan tahun 2001 sebagai tahun Kebangkitan Telematika
Indonesia!

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

hormat saya,


Suryadiputra Liawatimena

Tidak ada komentar:



> Beri Masukkan, kepada kami.
> Beritahu Teman.